Cari Blog Ini

Gunung Api

Jauh di bawah mantel bumi, suhu yang tinggi menyebabkan batuan berada dalam bentuk cair yang disebut magma. Dengan kerapatan yang lebih kecil daripada batuan padat yang melingknginya, magma merembes naik dan dapat terkumpul dalam sebuah ruang besar yang disebut perut magma. Ketika magma naik mencapai permukaan bumi, tekanannya berkurang. Ini menyebabkan gasa yang ada bersamanya mengembang. Akibatnya, magma terangkat ke atas melalui celah-celah permukaan bumi dan menciptakan letusan. Magma yang dimuntahkan disebut lava. Lava yang mungkin dilontarkan melalui ledakan hebat kemudian perlahan mengalir menuruni lereng gunung. Akhirnya, lava mendingin, menjadi batu, menjadikannya sebagai batuan baru. Umumnya gunung api di kerak bumi yang paling lemah, khususnya di sekitar perbatasan antarlempeng. Namun, ada juga yang jauh dari perbatasan lempeng.

Pengukuran Gempa Bumi

Ada 2 macam skala yang biasa digunakan untuk mengukur gempa bumi. Skala Mercalli dipakai untuk mengukur efek fisik akibat gempa di permukaan bumi. Skala Richter digunakan untuk mengukur energi yang dihasilkan oleh gempa, yaitu dengan skala 1-10. Pada 3,5 skala Richter, getaran dapat dirasakan oleh manusia, padaa 4,5 skala Richter, dapat terjadi kerusakan lokal. Sedangkan di atas 7 skala Richter dikategorikan sebagai gempa bumi besar.

Pasca Gempa dan Tsunami

Banyak kerusakan dapat terjadi setekah gempa bumi berlalu. Ada kalanya, gempa bumi tidak melepaskan semua energinya pada 1 lokasi. Ini dapat menyebabkan getaran-getaran kecil setelah gempa selesai. Keadaan setelah gempa bisa jadi lebih mematikan daripada saat terjadinya gempa. Kerusakan yang lebih parah bisa menyusul. Gempa bumi juga dapat menyebabkan terjadinya gelombang kaut raksasa yang disebut tsunami. Gelombang yang juga dapat ditimbulkan oleh aktivitas vulkanik ini dipercaya muncul jika lantai samudra ikut bergoyang atau bergerak akibat gempa bumi. Goyangan itu dapat membangkitkan gelombang pasang yang bergerak dengan kecrpatan mencapai 725-800 km / jam dan menempuh jarak ratusan kilometer. Kecepatannya berkurang ketika mencapai perairan dangkal. Namun, ketinggian gelombang meningkat hingga mencapai 15 m, bahkan bisa lebih. Lidah-lidah gelombang raksasa tersebut melintasi garis pantai dan menghancurkan apapun

Lokasi Gempa

Sejumlah tempat di bumi lebih rawan dilanda gempa dibandingkan tempat yang lain. Secara khusus, tenpat-tempat yang kritis ini berada di daerah batas-batas antar lempeng. Gaya akibat pergerakan Lempeng Eurasia, Afrika dan Indo-Australia, contohnya menciptakan daerah rawan gempa yang cenderung menanggung resiko paling berat seperti Potrugal, Iran dan India. Gempa juga dapat muncul di luar daerah perbatasan antar lempeng bumi. Sejumlah gempa disebabkan oleh aktivitas gunung api. Jika batuan cair bergerak ke atas, maka massa yang naik tersebut dapat membuat renggangan pada batuan di sekitarnya dan membangkitkan sejumlah gempa kecil. Gempa-gempa kecil ini dapat didata dan kemudian dimanfaatkan untuk memperkirakan letusan gunung api yang besar. Banyak gempa bumi terjadi wilayah punggung samudra. Jumlahnya sekitar 5 % dari seluruh aktivitas gempa bumi. Gempa-gempa bumi ini diukur oleh para ahli seismologi. Untunglah, gempa-gempa di punggung samudra jarang mencederai manusia karena timbulnya jauh dari daerah permukiman. Gempa bumi yang lebih besar kadang-kadang juga terjadi di tengah-tengah lempeng

Gempa Bumi

Kerak bumi selalu bergerak dan pada saat lempengan kerak saling bertemu terjadilah gaya yang amat besar yang menyebabakan timbulnya tegangan dan energi. Sisi-sisi lempeng bertubrukan, saling menunjam dan kadang-kadang menyebabkan salah satu lempeng terbenam di bawah lempeng yang lain. Terjadilah tegangan dan rengangan. Ketika lempeng tiba-tiba bergerak atau tergelincir pada posisi baru, energi tegangan dapat dilepaskan sehingga menghasilkan gempa bumi. Energi yang timbul dari gempa bumi menyebabkan terjadinya goncangan yang sangat dahsyat, disebut gelombang seismik, yang menggerakkan batuan. Dari hiposentrum, yaitu pusat gempa dengan kedalaman kurang dari 70 km di bawah permukaan, gempa bumi melepaskan gelombang ke segala arah. Titik pada permukaan bumi yang tepat di atas permukaan gempa disebut episentrum. Kerusakan paling parah akibat gempa biasanya terjadi pada daerah ini. Sejumlah gelombang seismik merambat jauh ke bawah permukaan bumi. Sebagian lagi merambat ke zona yang berdekatan dengan permukaan bumi.

Tektonik Lempeng

Tektonik lempeng merupakan studi dan teori tentang terbentuknya lempeng, pergerakan dan pengaruhnya bagi geografi bumi. Seiring waktu, lempeng-lempeng bergerak saling menjauh, atau lebih dari itu bertubrukan dan saling menunjam. Dalam semua aktivitas itu, proses tersebut membantu pembentukan rupa permukaan bumi. Batas antra 2 lempeng dikenal sebagai sesar (patahan) atau garis sesar. Biasanya di daerah sesar ini, pada bagian kerak yang lunak atau berada di bawah tekanan yang hebat, terdapat banyak gunung api dan sering terjadi gempa

Teori dan Bukti Hanyutan Benua

Para ahli geologi dan pemburu fosil telah memikirkan gambaran kesamaan susunan batuan dan spesies dari fosil yang ditemukan pada jarak ribuan kilometer antar lempeng. Teori hanyutan benua, atau juga disebut pengapungan benua, pertama kali dikemukakan oleh ilmuwan Jerman, Alfred Wegener (1880-1930) pada tahun 1912. Ia menyatakan bahwa lebih dari 100 juta tahun yang lalu, benua-benua yang kita kenal saat ini merupakan pecahan dari sebuah benua raksasa yang disebut Pangea. Awalnya, pendapat Wegener tidak sepenuhnya diterima. Namun, sejak tahun 1960-an, kemajuan teknologi, termasuk sistem pengukuran dengan laser dan gambar dari satelit, makin mendukung teori ini. Massa-massa kerak bumi ini bergerak dengan laju rata-rata 1-10 cm / tahun. Dalam kurun waktu berjuta-juta tahun, pengapungan tersebut telah membentuk benua-benua seperti yang ada sekarang

Hanyutan Benua

Benua-benua selalu bergerak, dibawa oleh lempeng kerak bumi yang mengapung perlahan di atas mantel. Pergerakan apungan kerak bumi disebut hanyutan benua. Kerak bumi tidak hanya terdiri dari sejumlah kepingan raksasa yang bergerak perlahan mengelilingi permukaan planet ini. Kepingan ini disebut lempeng dan digerakan oleh arus di dalam inti. Panas ini mendorong mantel untuk naik ke permukaan dan dapat juga amblas sehingga menyebabkan lempeng di atasnya menjadi ikut bergerak

Magnetoster

Magnetis bumi membangkitkan sebuah medan magnet raksasa yang jangkauannya melewati atmosfer bumi menuju ruang angkasa. Ini disebut magnetoster dan bentuknya tidak beraturan. Sisi yang menghadap ke matahari berjarak sekitar 60.000 km dari bumi. Sedangkan sisi yang menjauh dari matahari membentuk sebuah ekor panjang yang membentang sejauh 1.000.000 km. Bentuk magnetoster ini dipengaruhi oleh angin surya. Ini merupakan aliran energi yang konstan yang dihasilkan oleh matahari yang bergerak dengan laju 400 km / detik. Magnetoster membantu menjaga bumi dari dampak angin surya. Jika medan magnet bumi tidak ada, angin surya akan menyelubungi udara bumi. Bila ini terjadi, akibatnya sangat fatal, bumi tidak dapat mendukung kehidupan. Medan magnet bukanlah khas milik bumi. Pesawat peneliti ruang angkasa mendeteksi adanya medan magnet yang menyelubungi Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus

Pembentukan Bumi

Matahari merupakan objek terbesar yang berada di pusat sistem tata surya kita. Gaya gravitasi yang kuat dari matahari menompang sistem tata surya. Gaya gravitasi tersebut juga mengontrol pergerakan planet-planet. Terdapat 8 planet di sistem tata surya kita. Sistem tata surya ini merupakan bagian dari Bimasakti, yaitu kumpulan sistem tata surya yang disebut galaksi. Bimasakti hanyalah 1 dari 100 hingga 1000 miliyar galaksi yang diperkirakan oleh para ilmuwan terdapat dalam alam semesta ini. Alam semesta yang meliputi semua objek ruang angkasa itu sendiri, diperkirakan berumur 12-14 miliyar tahun. Banyak teori yang telah dikemukakan untuk menjelaskan terjadinya alam semesta. Hingga kini, teori yang paling dapat diterima yaitu adalah teori ledakan besar (Big Bang). Teori ini menyatakan bahwa alam semesta terbentuk dari ledakan sebuah bintang raksasa di mana energinya memulai proses pembentukan materi, waktu dan ruang. Energi besar yang dibangkitkan ditunjukkan dengan mengembangnya alam semesta. Bahkan sampai sekarang pun alam semesta masih mengembang.

Magnetisme Bumi

Medan magnet bumi berasal dari materi cair inti luar yang berada jauh di bawah kerak bumi. Di sana, arus listrik yang berputar mengelilingi materi cair diyakini menjadi sumber adanya medan magnet yang dihasilkan oleh arus tersebut juga berubah. Kutub utara dan kutub selatan magnet bergeser dan menjauh dari kutub utara dan kutub selatan. Kutub utara dan kutub selatan geografi. Pada periode arus tersebut, kutub utara magnet berada sekitar 966 km dari kutub utara geografi dan kutub selatan magnet berada 1.500 km dari kutub selatan geografi. Sudut antara kutub geografi dengan kutub magnet disebut sebagai deklinasi magnetik. Ini mutlak diketahui oleh para pelaut jika berlayar dengan menggunakan kompas

Isi Bumi

Pusat bumi terdiri dari inti padat yang sebagian besar  terdiri dari besi, sejumlah kecil nikel, dan unsur-unsur lainnya. Inti terbagi menjadi inti dalam dan inti luar. Inti luar berupa leleahn dengan suhu mendekati 3.360 drajat celcius. Inti dalam mempunyai suhu lebih tinggi, mendekati 4.350 drajat celcius, tetapi dipercaya berbentuk padat, disebabkan oleh intesitas tekanan yang dialaminya. Para ilmuwan memperkirakan tekanan yang diterima inti luar menempati 33,5 % dari massa bumi. Mantel berada pada bagian atas dari inti luar, menempati 66% massa bumi. Mantel pada umunya berbentuk padat. Namun dengan suhu lebih dari 1.300 drajat celcius, mantel dapat berubah bentuk secara perlahan-lahan. Lapisan terakhir adalh kerak. Lapisan ini membentang di atas mantel bumi dan jauh lebih tipis dibandingkan lapisan-lapisan yang lain. Kerak dibagi menjadi 3 jenis, yaitu Kerak Benua, Kerak Transisi dan Kerak Samudra. Kerak Benua membentuk daratan dengan kedalaman antara 30-50 km, di beberapa tempat, ketebalan kerak ini hanya mencapai 20 km atau menyembul ke atas permukaan hingga ketinggian 65 km. Kerak Transisi mempunyai ketebalan 15-30 km. Kerak Samudra berada di bawah permukaan laut, kerak ini lebih tipus, ketebalannya berkisar antara 5-15 km

Putaran Gasing Bumi

Sumbu vertikal bumi merupakan garis imajiner yang menghubungkan kutub utara dengan kutub selatan. Bumi berputar seperti gasing ke arah matahari di sepanjang sumbu vertikalnya pada sudut yang tetap. Garis khatulistiwa (ekuator) membagi bumi. Putaran gasing bumi menyebabkan terjadinya siang dan amalam. Sumbu bumi yang miring dengan sudut tetap 66,5 drajat celcius terhadap bidang edarnya (bidang eliptik) menyebabkan gerakan semu matahari ke bumi belahan utaraserta selatan dan sebalikanya dalam setahun. Ketika salah satu belahan bumi lebih condong mengahadap matahari, maka belahan bumi tersebut mengalami musim panas, sedangkan di belahan bumi yang lain terjadi musim dingin

Rotasi Bumi

Bumi berotasi pada sumbunya dengan laju tetap selama mengorbit matahari. Putaran bumi pada sumbunya mengarah ke timur. inilah yang menyebabkan seolah-olah mataharilah yang mengelilingi bumi. Satu putaran penuh 360 drajat disebut priode rotasi planet atau hari. Bumi memerlukan waktu 23 jam 56 menit untuk menyelesaikan satu periode putaran. Bumi tidak berbentuk sempurna, bentuknya bundar agak pipih dengan diameter sekitar 38 km daripada diameter kutub ke kutub. Ini disebabkan gaya gravitasi mendorong materi bumi lebih kuat di khatulistiwa. Bumi, seperti juga enam planet lainnya dalam sistem tata surya kita, mengelilingi matahari dengan lintasan berbentuk elips atau oval, yang disebut dengan orbit. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu orbit lengkap disebut priode orbit planet atau tahun.

Pekembangan Bumi

Bumi memulai kehidupan dari bola debu, batu dan gas yang ditarik bergerak bersama oleh gravitasi. Ketika ukuran dan massanya meningkat, tarikan gravitasi menghimpunnya menjadi materi yang lebih banyak dan menekannya hingga meleleh. Materi-materi yang lebih berat banyak mengandung besi bergerak menuju pusat membentuk inti padat. Sedangkan mater-materi yang lebih ringan membentuk lapisan luar. Bumi memulai hidup dengan kondisi tanpa air. Suhunya terlalu tinggi, sehingga tidak memungkinkan air terkumpul pada permukaannya yang panas. Uap air terdapat pada atmosfer. Ketika planet muali mengalami pendinginan (sekitar 8 miliyar tahun yang lalu), uap juga mulai turun sebagai hujan, terjadilah kondensasi hingga turun sebagai hujan. Hujan-hujan yang telah turun beribu-ribu tahun yang lalu itu telah diyakini menyebabkan terbentuknya sungi, danau, laut dan samudra awal. Berdasarkan bukti-bukti fosil, para ilmuwan memperkirakan bahwa kehidupan pertama di bumi (alga biru-hijau bersel tunggal) dimulai sekitar 3,5 milyar tahun yang laly. Makhluk hidup bersel lebih dari 1 dipercaya mulai muncul sekitar 600 juta tahun yang lalu

Lahirnya Sistem Tata Surya

Ahli astronomi percaya bahwa matahari terbentuk sekitar 5 milyar tahun yang laludari sejumlah besar awan gas dan debu. Sambil menyusut, matahari menarik lebih banyak gas dan debu menuju pusat menjadi semakin panas hingga mulai membentuk pusat orbit. Intesitas panas dan energi dibangkitkan dari pusat. selagi hangat, matahari terus menghembuskan angin partikel energetik melalui cakram gas dan debu yang sedang berputar menyebabkan cakram-cakram gas terdorong keluar, lalu memdingin dan lambat laun membentuk planet-planet besar seperti Neptunus dan Jupiter. Debu dan es yang tertinggal di cakram mulai membentuk bongkahan yang berpendar. Bongkahanitu bertabrakan dan bergabung bersama. Proses pembentukan planet-planet ini membutuhkan waktu sekitar 150 juta tahun lamanya.