Cari Blog Ini

Hanyutan Benua

Benua-benua selalu bergerak, dibawa oleh lempeng kerak bumi yang mengapung perlahan di atas mantel. Pergerakan apungan kerak bumi disebut hanyutan benua. Kerak bumi tidak hanya terdiri dari sejumlah kepingan raksasa yang bergerak perlahan mengelilingi permukaan planet ini. Kepingan ini disebut lempeng dan digerakan oleh arus di dalam inti. Panas ini mendorong mantel untuk naik ke permukaan dan dapat juga amblas sehingga menyebabkan lempeng di atasnya menjadi ikut bergerak

Magnetoster

Magnetis bumi membangkitkan sebuah medan magnet raksasa yang jangkauannya melewati atmosfer bumi menuju ruang angkasa. Ini disebut magnetoster dan bentuknya tidak beraturan. Sisi yang menghadap ke matahari berjarak sekitar 60.000 km dari bumi. Sedangkan sisi yang menjauh dari matahari membentuk sebuah ekor panjang yang membentang sejauh 1.000.000 km. Bentuk magnetoster ini dipengaruhi oleh angin surya. Ini merupakan aliran energi yang konstan yang dihasilkan oleh matahari yang bergerak dengan laju 400 km / detik. Magnetoster membantu menjaga bumi dari dampak angin surya. Jika medan magnet bumi tidak ada, angin surya akan menyelubungi udara bumi. Bila ini terjadi, akibatnya sangat fatal, bumi tidak dapat mendukung kehidupan. Medan magnet bukanlah khas milik bumi. Pesawat peneliti ruang angkasa mendeteksi adanya medan magnet yang menyelubungi Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus

Pembentukan Bumi

Matahari merupakan objek terbesar yang berada di pusat sistem tata surya kita. Gaya gravitasi yang kuat dari matahari menompang sistem tata surya. Gaya gravitasi tersebut juga mengontrol pergerakan planet-planet. Terdapat 8 planet di sistem tata surya kita. Sistem tata surya ini merupakan bagian dari Bimasakti, yaitu kumpulan sistem tata surya yang disebut galaksi. Bimasakti hanyalah 1 dari 100 hingga 1000 miliyar galaksi yang diperkirakan oleh para ilmuwan terdapat dalam alam semesta ini. Alam semesta yang meliputi semua objek ruang angkasa itu sendiri, diperkirakan berumur 12-14 miliyar tahun. Banyak teori yang telah dikemukakan untuk menjelaskan terjadinya alam semesta. Hingga kini, teori yang paling dapat diterima yaitu adalah teori ledakan besar (Big Bang). Teori ini menyatakan bahwa alam semesta terbentuk dari ledakan sebuah bintang raksasa di mana energinya memulai proses pembentukan materi, waktu dan ruang. Energi besar yang dibangkitkan ditunjukkan dengan mengembangnya alam semesta. Bahkan sampai sekarang pun alam semesta masih mengembang.

Magnetisme Bumi

Medan magnet bumi berasal dari materi cair inti luar yang berada jauh di bawah kerak bumi. Di sana, arus listrik yang berputar mengelilingi materi cair diyakini menjadi sumber adanya medan magnet yang dihasilkan oleh arus tersebut juga berubah. Kutub utara dan kutub selatan magnet bergeser dan menjauh dari kutub utara dan kutub selatan. Kutub utara dan kutub selatan geografi. Pada periode arus tersebut, kutub utara magnet berada sekitar 966 km dari kutub utara geografi dan kutub selatan magnet berada 1.500 km dari kutub selatan geografi. Sudut antara kutub geografi dengan kutub magnet disebut sebagai deklinasi magnetik. Ini mutlak diketahui oleh para pelaut jika berlayar dengan menggunakan kompas

Isi Bumi

Pusat bumi terdiri dari inti padat yang sebagian besar  terdiri dari besi, sejumlah kecil nikel, dan unsur-unsur lainnya. Inti terbagi menjadi inti dalam dan inti luar. Inti luar berupa leleahn dengan suhu mendekati 3.360 drajat celcius. Inti dalam mempunyai suhu lebih tinggi, mendekati 4.350 drajat celcius, tetapi dipercaya berbentuk padat, disebabkan oleh intesitas tekanan yang dialaminya. Para ilmuwan memperkirakan tekanan yang diterima inti luar menempati 33,5 % dari massa bumi. Mantel berada pada bagian atas dari inti luar, menempati 66% massa bumi. Mantel pada umunya berbentuk padat. Namun dengan suhu lebih dari 1.300 drajat celcius, mantel dapat berubah bentuk secara perlahan-lahan. Lapisan terakhir adalh kerak. Lapisan ini membentang di atas mantel bumi dan jauh lebih tipis dibandingkan lapisan-lapisan yang lain. Kerak dibagi menjadi 3 jenis, yaitu Kerak Benua, Kerak Transisi dan Kerak Samudra. Kerak Benua membentuk daratan dengan kedalaman antara 30-50 km, di beberapa tempat, ketebalan kerak ini hanya mencapai 20 km atau menyembul ke atas permukaan hingga ketinggian 65 km. Kerak Transisi mempunyai ketebalan 15-30 km. Kerak Samudra berada di bawah permukaan laut, kerak ini lebih tipus, ketebalannya berkisar antara 5-15 km

Putaran Gasing Bumi

Sumbu vertikal bumi merupakan garis imajiner yang menghubungkan kutub utara dengan kutub selatan. Bumi berputar seperti gasing ke arah matahari di sepanjang sumbu vertikalnya pada sudut yang tetap. Garis khatulistiwa (ekuator) membagi bumi. Putaran gasing bumi menyebabkan terjadinya siang dan amalam. Sumbu bumi yang miring dengan sudut tetap 66,5 drajat celcius terhadap bidang edarnya (bidang eliptik) menyebabkan gerakan semu matahari ke bumi belahan utaraserta selatan dan sebalikanya dalam setahun. Ketika salah satu belahan bumi lebih condong mengahadap matahari, maka belahan bumi tersebut mengalami musim panas, sedangkan di belahan bumi yang lain terjadi musim dingin

Rotasi Bumi

Bumi berotasi pada sumbunya dengan laju tetap selama mengorbit matahari. Putaran bumi pada sumbunya mengarah ke timur. inilah yang menyebabkan seolah-olah mataharilah yang mengelilingi bumi. Satu putaran penuh 360 drajat disebut priode rotasi planet atau hari. Bumi memerlukan waktu 23 jam 56 menit untuk menyelesaikan satu periode putaran. Bumi tidak berbentuk sempurna, bentuknya bundar agak pipih dengan diameter sekitar 38 km daripada diameter kutub ke kutub. Ini disebabkan gaya gravitasi mendorong materi bumi lebih kuat di khatulistiwa. Bumi, seperti juga enam planet lainnya dalam sistem tata surya kita, mengelilingi matahari dengan lintasan berbentuk elips atau oval, yang disebut dengan orbit. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu orbit lengkap disebut priode orbit planet atau tahun.

Pekembangan Bumi

Bumi memulai kehidupan dari bola debu, batu dan gas yang ditarik bergerak bersama oleh gravitasi. Ketika ukuran dan massanya meningkat, tarikan gravitasi menghimpunnya menjadi materi yang lebih banyak dan menekannya hingga meleleh. Materi-materi yang lebih berat banyak mengandung besi bergerak menuju pusat membentuk inti padat. Sedangkan mater-materi yang lebih ringan membentuk lapisan luar. Bumi memulai hidup dengan kondisi tanpa air. Suhunya terlalu tinggi, sehingga tidak memungkinkan air terkumpul pada permukaannya yang panas. Uap air terdapat pada atmosfer. Ketika planet muali mengalami pendinginan (sekitar 8 miliyar tahun yang lalu), uap juga mulai turun sebagai hujan, terjadilah kondensasi hingga turun sebagai hujan. Hujan-hujan yang telah turun beribu-ribu tahun yang lalu itu telah diyakini menyebabkan terbentuknya sungi, danau, laut dan samudra awal. Berdasarkan bukti-bukti fosil, para ilmuwan memperkirakan bahwa kehidupan pertama di bumi (alga biru-hijau bersel tunggal) dimulai sekitar 3,5 milyar tahun yang laly. Makhluk hidup bersel lebih dari 1 dipercaya mulai muncul sekitar 600 juta tahun yang lalu